Kisah Malaikat Mencabut Nyawanya Sendiri

Kisah Malaikat Mencabut Nyawanya Sendiri

Gambaran tentang Malaikat Izrail

Izrail (Arab: عزرائیل, Azrail, Asriel, Azaril dan Azrael) adalah Malaikat pencabut nyawa dan salah satu dari empat malaikat utama selain Jibril, Mikail, dan Israfil dalam ajaran Islam.

Nama Izrail tidak pernah disebut dalam Al-Qur’an. Walau begitu ia selalu disebut dengan Malak al Mawt (Arab: ملكالموت) atau Malaikat Maut yang oleh sebagian kalangan diidentikkan sebagai Izrail.

Malaikat Izrail diciptakan oleh Allah SWT dalam keadaan yang serupa dengan malaikat Israfil baik wajahnya, ukurannya, kekuatannya, lisannya dan sayapnya. Semuanya tidak kurang dan tidak lebih.

Kitab As-Suluk menerangkan bahawa Malaikat Maut (Israil) mempunyai ranjang di langit yang ketujuh. Dan dalam riwayat lain mengatakan di langit yang keenam.

Dikatakan dia berwajah empat, satu wajah di muka, satu wajah di kepala, satu dipunggung dan satu lagi di telapak kakinya. Dia mengambil nyawa para nabi dari wajah kepalanya, nyawa orang mukmin dengan wajah mukanya, nyawa orang kafir dengan wajah punggung dan nyawa seluruh jin dengan wajah tapak kakinya.

Dari kepala hingga kedua telapak kakinya berbulu Za’faran dan di setiap bulu ada satu juta muka di setiap satu juta muka mempunyai satu juta mata dan satu juta mulut dan tangan. Ia memiliki 4.000 sayap dan 70.000 kaki, Seluruh tubuhnya dipenuhi mata dan mulut. Tiada satu makhlukpun yang terlepas daripada pengawasan dan kekuasaan tubuhnya. Jumlah wajah, mata, tangan dan telinganya menurut ramainya para manusia. salah satu kakinya di langit ketujuh dan satu lagi di jembatan yang memisahkan Surga dan Neraka.

Setiap mulut ada satu juta lidah, setiap lidah boleh berbicara satu juta bahasa. Jika seluruh air di lautan dan sungai di dunia disiramkan di atas kepalanya, niscaya tidak setitikpun akan jatuh melimpah. Tiada satu makhlukpun yang terlepas daripada pengawasan dan kekuasaan tubuhnya. Jumlah wajah, mata, tangan dan telinganya menurut ramainya para manusia

Dalam suatu hadis disebutkan : Ketika Allah menciptakan malaikat maut, maka beberapa mahluk ditutupi dengan satu juta hijab, sedangkan besarnya hijab itu melebihi besarnya beberapa langit dan bumi. Malaikat maut diikat dengan 70.000 rantai, setiap rantai panjangnya kira-kira perjalanan 1.000 tahun. Sedangkan malaikat yang lain tidak bisa mendekati malaikat maut, karena mereka tidak mengetahu tempatnya, tidak mendengar suaranya, tidak bisa melihat keadaannya, juga tidak mengetahui kemana waktu ia pergi.

Malaikat Izrail adalah malaikat yang ditugaskan untuk mencabut nyawa manusia. Terdapat sebuah riwayat yang menjelaskan awal mula Allah SWT memberikan tugas tersebut kepada Malaikat Izrail.

Dilansir dari detikHikmah, Minggu (15/1/2023), riwayat ini disampaikan Az-Zuhri, Wahab bin Munabbih, dan lainnya sebagaimana dinukil Imam Syamsuddin Al-Qurthubi dalam Kitab At-Tadzkirah dan diterjemahkan oleh Anshori Umar Sitanggal.

Dalam riwayat tersebut diceritakan bahwa mulanya Allah SWT memerintahkan Malaikat Jibril agar datang menghadap kepada-Nya dengan membawa tanah dari bumi. Kemudian, Jibril pun pergi ke bumi untuk mengambilnya, namun bumi meminta perlindungan kepada Allah SWT dari perbuatan itu sehingga Jibril tidak jadi mengambil tanah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah itu, Allah SWT pun memerintahkan Malaikat Mikail untuk melakukan tugas yang sama. Lagi-lagi bumi meminta perlindungan kepada Allah SWT dari hal itu dan Allah pun melindunginya.

Selanjutnya, Allah SWT pun memerintahkan Malaikat Izrail untuk mengambil tanah di Bumi kembali meminta perlindungan, namun Izrail tidak memberinya perlindungan, dia lalu mengambil sebagian tanah dari bumi lalu menghadap kepada Allah SWT.

Saat menghadap dengan membawa tanah dari bumi tersebut, Izrail ditanya oleh Allah SWT,

"Apakah bumi meminta perlindungan kepada-Ku darimu?"

"Kenapa kamu tidak kasihan kepadanya, seperti yang dilakukan dua temanmu itu?" tanya Allah SWT kepada Izrail.

Kemudian Izrail pun menjawab,

"Ya Tuhanku, ketaatanku kepada-Mu lebih wajib ditunaikan daripada kasihanku kepadanya."

Maka, sejak saat itu Malaikat Izrail diperintahkan oleh Allah SWT sebagai malaikat pencabut nyawa.

"Pergilah," seru Allah SWT, "Kamu adalah Malaikat Maut. Aku kuasakan kepadamu untuk mencabut nyawa-nyawa mereka."

Namun, mendengar hal tersebut, Malaikat Izrail menangis.

Allah SWT lalu bertanya,

"Kenapa kamu menangis?"

"Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau menciptakan dari makhluk ini para nabi, orang-orang pilihan dan para utusan. Dan sesungguhnya Engkau tidak menciptakan suatu makhluk yang lebih mereka benci, selain kematian. Maka, apabila mereka mengetahui akulah yang mencabut nyawa, mereka pasti membenciku dan memakiku," kata Izrail.

Allah SWT menjawab, "Sesungguhnya Aku akan jadikan untuk kematian beberapa sebab dan alasan, sehingga mereka menisbatkan kematian kepada sebab itu, dan tidak mengaitkannya denganmu."

Menurut penjelasan Imam Syamsuddin Al-Qurthubi, hal tersebutlah yang membuat Allah menciptakan berbagai penyakit dan segala macam lainnya yang menjadi penyebab dari kematian manusia di dunia.

Dalam Kitab Al-Haba'ik fi Akhbar Al-Mala'ik karya Imam As-Suyuthi, disebutkan bahwa Malaikat Maut nantinya akan akan menjadi malaikat yang terakhir kali dimatikan, bersama tiga malaikat lain yakni Jibril, Mikail, dan Israfil.

Disebutkan bahwa keempat malaikat tersebut bertugas untuk memimpin urusan dunia. Hal tersebut dijelaskan dalam sebuah riwayat Ibnu Abi Hatim, Abu Asy-Syaikh dalam Kitab Al-'Azhamah, dan Al Baihaqi dalam Kitab Syu'ab Al-Iman dari Ibnu Sabith yang mengatakan,

"Urusan dunia ini diatur oleh empat malaikat, yaitu Jibril, Mikail, Malaikat Maut (Izrail), dan Israfil. Jibril ditugasi mengatur angin dan bala tentara. Mikail ditugasi mengatur tetesan air hujan dan tumbuh-tumbuhan. Malaikat Maut ditugasi untuk mencabut nyawa, sedangkan Israfil turun membawa perintah dan urusan kepada mereka."

Abu Al Laits As Samarqandi menyampaikan,”Yakni para malaikat menggenggam ruh-ruh mereka, yaitu malaikat maut dan para pembantunya.” (Tafsir As Samarqandi, 3/304)

وَلَوْ تَرٰى اِذِ الظّٰلِمُوْنَ فِيْ غَمَرٰتِ الْمَوْتِ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ بَاسِطُوْا اَيْدِيْهِمْ اَخْرِجُوْا اَنْفُسَكُمْ (الأنعام: 93)

“Artinya: Sekiranya engkau melihat pada waktu orang-orang zalim (berada) dalam kesakitan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangan mereka, (sambil berkata), “Keluarkanlah nyawamu.” (Surat Al An`am: 93)

Yang di maksud dengan para malaikat di ayat tersebut adalah malaikat maut bersama para pembantunya dari para malaikat rahmat dan para malaikat adzab. (lihat, Tafsir Al Maturidi, 4/175)

Imam Mujahid menyatakan, ”Dijadikan bumi bagi malaikat maut seperti bejana besar berbentuk lingkaran terbuat dari tembaga dan ia mengambil dari bagian yang ia kehendaki. Dan dijadikan untuknya para pembantu yang mencabut nyawa-nyawa, kemudian malaikat maut menggenggam nyawa-nyawa itu dari mereka. (Tafsir Ath Thabari, 11/412)

Sebagaimana Imam Ar Razi menyatakan bahwasannya kematian itu ditetapkan oleh taqdir Allah Ta’ala, sedangkan urusan mencabut nyawa dipimpin oleh malaikat maut yang memiliki para pembantu dari kalangan malaikat. (Mafatih Al Ghaib, 13/15)

Walhasil, karena malaikat maut memiliki para pembantu dari kalangan malaikat, maka tidaklah sulit baginya untuk mencabut nyawa-nyawa dalam waktu bersamaan di tempat-tempat yang berbeda. Wallahu a`lam.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Melansir laman resmi Kemenag Jabar, cara malaikat Izrail mencabut nyawa berbeda-beda tergantung dari amal perbuatan orang yang bersangkutan. Bila orang yang akan meninggal dunia durhaka kepada Allah SWT, maka malaikat Izrail mencabut nyawanya secara kasar. Sebaliknya, bila terhadap orang yang soleh, cara mencabutnya dengan lemah lembut dan dengan hati-hati.

Namun, peristiwa terpisahnya nyawa dengan raga tetap teramat menyakitkan. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW,

“Sakitnya sakaratul maut itu, seperti tiga ratus kali sakitnya tusukan pedang”. (HR. Ibnu Abu Dunya).

Cara malaikat Izrail mencabut nyawa bisa kamu kenali dari ceritanya bersama nabi Idris AS. Di dalam kisah Nabi Idris AS, beliau adalah seorang ahli ibadah, kuat mengerjakan shalat sampai puluhan rakaat dalam sehari semalam dan selalu berzikir di dalam kesibukannya sehari-hari. Hal ini menarik perhatian malaikat Izrail, sehingga ia dibolehkan Allah SWT untuk menjelma sebagai seorang lelaki, dan bertamu ke rumah Nabi Idris.

Sampai pada akhirnya Nabi Idris AS penasaran dengan tamunya tersebut dan bertanya tentang siapakah dia. Mengetahui tamunya adalah malaikat Izrail, nabi Idris AS terkejut, hampir tak percaya, seketika tubuhnya bergetar tak berdaya. Kemudian, nabi Idris AS memohon Izrail mencabut nyawanya agar ia makin rajin beribadah kepada Allah SWT. Atas izin Allah SWT, Izrail melakukannya. Kemudian nabi Idris AS dihidupkan kembali oleh Allah SWT.

“Bagaimanakah rasa mati itu, sahabatku?” tanya Malaikat Izrail. “Seribu kali lebih sakit dari binatang hidup dikuliti”, jawab Nabi Idris AS. “Caraku yang lemah lembut itu, baru kulakukan terhadapmu”, kata Malaikat Izrail. Jadi, begitulah kisah sakaratul maut dan cara malaikat Izrail mencabut nyawa makhluk. Imam Ghozali mengutip atsar Al Hasan mengatakan:

“Demi Allah, seandainya jenazah yang sedang kalian tangisi bisa berbicara sekejab, lalu menceritakan (pengalaman sakaratul mautnya) pada kalian, niscaya kalian akan melupakan jenazah tersebut, dan mulai menangisi diri kalian sendiri”.

Sudah pastinya ramai di antara kita yang menghafal nama-nama malaikat dan tugasan mereka. Seperti yang kita tahu, malaikat Jibril ditugaskan untuk menyampaikan wahyu Allah S.W.T..

9 lagi malaikat yang wajib diketahui adalah Mikail, Israfil, Izrail, Mungkar, Nakir, Ridhwan, Malik, Raqib dan Atid.

Saiz malaikat Jibril adalah yang tersangat besar.

Kali pertama Nabi Muhammad S.A.W pertama kali bertemu dengan malaikat Jibril adalah ketika Jibril menurunkan wahyu pertama di Gua Hira yang terletak di Bukit Jabal al-Nour.

BESARKAN TEKS     A-  A+

Ketika Nabi Muhammad S.A.W melihat ke atas, baginda berkata bahawa Jibril sedang duduk di atas kursinya dan apabila baginda menoleh ke kiri, baginda dapat melihat Jibril dan apabila menoleh ke kanan pula, baginda masih dapat melihat Jibril.

Ini menggambarkan betapa besarnya malaikat Jibril yang memenuhi pandangan di seluruh langit Bumi. Persoalannya adakah ketika ini Jibril membuka sayapnya? Menurut para ulama, Jibril membuka sayapnya pada ketika itu.

Sepakat para ulama adalah Jibril mempunyai 600 sayap, 300 di bahagian kiri dan 300 lagi di bahagian kanan. Dan pada ketika Nabi Muhammad S.A.W melihat Jibril menutupi seluruh langit Bumi, Jibril hanya membuka 1 sayap kanan dan 1 sayap kiri sahaja.

Dengan 299 sayap kanan dan 299 sayap kiri disembunyikan Jibril pun sudah cukup untuk menutup seluruh alam dunia.

Dengan izin Allah, Nabi Muhammad S.A.W dapat melihat malaikat Jibril untuk kali kedua. Dan kali ini, baginda dapat melihat diri Jibril yang sebenar-benarnya.

Kali ini, ia berlaku di Sidratul Muntaha, adalah sebuah pohon besar yang berada di langit ketujuh. Ia adalah pemisah dan sebuah batas di mana makhluk tidak dapat sampai.

Ia merupakan tujuan akhir dari perjalanan Isra' Mi'raj oleh Rasulullah S.A.W.. Baginda dapat melihat rupa sebenar Jibril di sini adalah kerana ia tersangat luas.

Ketika sampai di Sidratul Muntaha, Jibril pun menunjukkan dirinya yang sebenar, beserta dengan sayapnya yang sangat banyak. Ketika melihat malaikat Jibril membuka kesemua 600 sayapnya, Rasulullah S.A.W lantas berkata:

"Ma A'zoma Kholkuka ya Jibril" yang bermaksud "Aku kagum dengan ciptaanmu wahai Jibril".

Mendengar kata-kata baginda, Jibril menjawab: "La Takulu haza Muhammad" bermaksud "Jangan berkata begitu wahai Muhammad".

Rasullullah S.A.W kemudiannya bertanya mengapa dan Jibril menjawab: "Ada makhluk yang lebih hebat daripada aku".

Dan apa yang dimaksudkan oleh malaikat Jibril, yang lebih hebat daripada dirinya adalah malaikat yang ditugaskan untuk meniup sangkakala iaitu malaikat Israfil.

Lantas Jibril menceritakan bahawa Israfil adalah sama sepertinya memiliki sayap tetapi lebih banyak iaitu 600 sayap kanan dan 600 sayap kiri.

Jibril berkata bahawa jika dia membuka satu sayap kanan dan satu sayap kiri mampu menutup alam semesta, namun jika membuka kesemua 600 sayapnya, Jibril masih boleh berteduh di bawah satu sayap malaikat Israfil.

Mendengar keagungan Allah S.W.T ini, Rasullullah S.A.W pun berkata: "Aku kagum dengan ciptaan malaikat Israfil". Dan sekali lagi malaikat Jibril berkata "Jangan berkata begitu", kerana ada yang lebih hebat daripada malaikat Israfil.

Siapa yang lebih dahsyat daripada kedua-dua malaikat hebat Allah S.W.T ini?

Hal ini diterangkan dalam ayat al-Haqqah ayat 17:

وَالْمَلَكُ عَلَىٰ أَرْجَائِهَا وَيَحْمِلُ عَرْشَ رَبِّكَ فَوْقَهُمْ يَوْمَئِذٍ ثَمَانِيَة

Maksud: "Sedang malaikat-malaikat (ditempatkan) mengawal segala penjurunya, dan Arasy Tuhanmu pada saat itu dipikul oleh lapan malaikat di atas malaikat-malaikat yang mengawal itu,".

Nama malaikat-malaikat ini adalah malaikat Hamalat al-'Arsy yang mana ditugaskan untuk memikul Arasy, makhluk ciptaan Allah S.W.T yang terbesar.

Jadi, betapa hebatnya malaikat Hamalat al-'Arsy ini?

Lantas Jibril berkata: "Jika aku membuka kesemua 600 sayapku, aku masih boleh berteduh di bawah satu sayap Israfil. Dan Israfil pula jika membuka kesemua 1200 sayapnya, dia masih boleh berteduh di bawah satu sayap malaikat Hamalat al-'Arsy,".

Menurut hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Jabir bin Abdillah, Rasulullah S.A.W bersabda:

أذن لي أن أحدث عن ملك من ملائكة الله من حملة العرش إن ما بين شحمة أذنه إلى عاتقه مسيرة سبعمائة عام

Maksud: “Aku telah diizinkan untuk menceritakan tentang malaikat dari malaikatnya Allah yang memikul Arsy, sungguh jarak antara telinga dan bahunya adalah sepanjang perjalanan 700 tahun,".

Dan dikatakan pula dalam hadis bahawa malaikat Hamalat al-'Arsy ini memiliki 1200 sayap kanan dan 1200 sayap kiri, di mana 1 sayapnya setara dengan 1200 sayap malaikat Israfil.

Terdapat banyak pendapat yang menyatakan bahawa Hamalat al-'Arsy adalah malaikat yang tertinggi dan terhebat kerana apa yang dipukul mereka di atas kepala adalah Arasy, makhluk Allah S.W.T yang paling besar.

Disepakati oleh para ulama bahawa makhluk terbesar dan tertinggi yang diciptakan oleh Allah S.W.T adalah Arasy.

Jika Arasy ciptaan Allah S.W.T ini perlu dipikul oleh 8 malaikat Hamalat al-'Arsy yang tidak terbayang besarnya, maka kita tidak mampu memikirkan dengan akal fikiran cetek kita betapa besarnya Arasy Allah.

Dan di Arasy inilah merupakan tempat Allah S.W.T bersemayam, seperti dalam surah Yunus ayat 3:

اِنَّ رَبَّكُمُ اللّٰهُ الَّذِىۡ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضَ فِىۡ سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسۡتَوٰى عَلَى الۡعَرۡشِ​ يُدَبِّرُ الۡاَمۡرَ​ؕ مَا مِنۡ شَفِيۡعٍ اِلَّا مِنۡۢ بَعۡدِ اِذۡنِهٖ​ ؕ ذٰ لِكُمُ اللّٰهُ رَبُّكُمۡ فَاعۡبُدُوۡهُ​ ؕ اَفَلَا تَذَكَّرُوۡنَ‏

Maksud: "Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menjadikan langit dan bumi dalam enam masa kemudian Ia bersemayam di atas Arasy mentadbirkan segala urusan. Tidak ada sesiapa pun yang dapat memberi syafaat melainkan sesudah diizinkanNya. (Yang bersifat demikian) itulah Allah, Tuhan (yang memelihara dan mentadbirkan keadaan) kamu; maka tunduklah dan taatlah kamu kepada perintahNya; patutkah kamu - setelah mengetahui kenyataan yang tersebut tidak mahu mengingatiNya?".

Dengan kebesaran Allah S.W.T mencipta makhluk-Nya, kita seharusnya sedar bahawa betapa kerdilnya di dunia ini sebagai hamba.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Malaikat Maut atau Malaikat Izrail memiliki para malaikat pembantu yang mempunyai wewenang dalam mencabut nyawa. Meski begitu, hakikatnya Allah yang mewafatkan semua makhluk.

Dalam kitab at Tadzkirah karya Imam Qurthubi terdapat beberapa riwayat yang menginformasikan tentang bagaimana para malaikat pembantu Malaikat Maut melakukan tugasnya. Disebutkan bahwa ketika telah datang ajal seorang hamba, maka malaikat maut akan menatap ke arah hamba tersebut.

Seketika itu juga para malaikat pembantu akan pergi mencabut nyawa hamba tersebut. Dalam riwayat yang lain dijelaskan ada empat malaikat pembantu yang akan datang untuk mencabut nyawa seorang hamba.

Ada yang mencabut nyawa di kaki kanan, kaki kiri, tangan kanan, dan tangan kiri.

وفي الخبر أنه ينزل عليه أربعة من الملائكة: ملك يجذب النفس من قدمه اليمنى، وملك يجذبها من قدمه اليسرى، وملك يجذبها من يده اليمنى، وملك يجذبها من يده اليسرى، ذكره أبو حامد

Dan diceritakan dalam sebuah riwayat bahwa ada empat malaikat yang turun pada hamba yang akan meninggal. Ada malaikat yang mencabut nyawa dari kaki kanan hamba tersebut, dan ada malaikat yang mencabut nyawa dari kaki kiri hamba tersebut, dan ada malaikat yang mencabut nyawa dari tangan kanan hamba tersebut, dan ada malaikat yang mencabut nyawa dari tangan kiri hamba tersebut. (Diriwayatkan Abu Hamid)

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

Gambaran malaikat maut atau malaikat pencabut nyawa/malaikat Izrail. Foto ilustrasi/ist

nya sendiri? Pertanyaan ini sangat penting, mengingat ada malaikat yang ditugaskan untuk mencabut nyawa.

Seperti diketahui, dalam Islam ada 10 nama malaikat yang ditugasi Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk mengurusi dunia dan seisinya. Salah satunya adalah malaikat yang bertugas mencabut nyawa mahluk, yakni

Lantas siapa yang mencabut nyawa Malaikat Izrail ini? Untuk mengetahuinya, Ulama besar ahli fiqih abad ke-4 Hijriyah kelahiran Uzbekistan, Imam Abu Laits As-Samarqandi (wafat 373 H) menjelaskannya berkaitan dengan hari kiamat (karena seluruh makhluk akan dimatikan), dalam Kitabnya Tanbihul Ghafilin.

Dalam kitabnya, dijelaskan bahwa pada hari kiamat nanti semua makhluk akan dimatikan Allah Subhanahu wa ta'ala. Namun ada yang dikecualikan Allah, yakni roh orang-orang yang mati syahid, Jibril, Mika’il, Israfil dan Hamalatul 'Arsyi serta

Sehingga ketika ditanya oleh Allah: "Siapakah yang masih tinggal dari makhluk-Ku?" (Padahal Allah lebih mengetahui). Jawab Malaikat Maut: "Ya Rabb, Engkau yang Maha hidup yang tidak mati, tinggal Malaikat Jibril, Mikail, Israfil, Hamalatul 'Arsyi dan aku.

" Maka Allah menyuruh Malaikat Maut mencabut nyawa mereka.

Riwayat Muhammad bin Ka'ab dari Abu Hurairah berkata: "Kemudian Allah berfirman: "Jibril, Mika’il, Israfil dan juga Hamalatul arsyi harus mati." Kemudian Allah bertanya: "Hai Malaikat Maut, siapakah yang masih tinggal dari makhluk-Ku?" Jawab Malaikat Maut: "Engkau Dzat yang Hidup yang tidak akan mati, tinggal hamba-Mu yang lemah, Malaikat Maut."

Lalu Allah berfirman: "Hai Malaikat Maut, tidakkah kau mendengar firmanKu: "Kullu Nafsin Dza iqatul Maut(tiap yang bernyawa pasti mati). Aku jadikan engkau untuk tugasmu itu, dan kini matilah engkau."

Maka Malaikat Maut diperintah mencabut nyawanya sendiri. Ketika Malaikat Maut mencabut rohnya, tiba-tiba ia menjerit yang andaikata waktu itu makhluk lain masih hidup niscaya mereka semua akan mati karena jeritan Malaikat Maut itu.

Malaikat Maut berkata: "Andaikan aku mengetahui bahwa pencabutan roh itu seberat ini niscaya aku akan lebih lembut ketika mencabut roh-roh orang mukmin."

Kemudian matilah Malaikat Maut dan tiada satupun dari makhluk Allah yang tinggal. Kemudian Allah berfirman kepada dunia yang rendah ini: "Dimanakah raja-raja dan putra-putra raja, di manakah pembesar-pembesar dan putra-putra pembesar yang makan rezeki-Ku tetapi menyembah selain-Ku."

Kemudian Allah berfirman: "Limanil mulkil yaum? Lillahilwahidil qahhar (siapakah yang mempunyai hak milik pada hari ini)? Pertanyaan ini tidak ada yang dapat menjawab. Maka Allah sendiri yang menjawabnya: "Hanya bagi Allah yang tunggal dan berkuasa atas segala sesuatu."